Senin, 26 Oktober 2009

INTERAKSI GURU DAN MURID

GRAND THEORY OF AL-QUR’AN
INTERAKSI ANTARA GURU DAN MURID ( QS. Al-KAHFI : 60-64 )

I KONSEP

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لآأَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا {60} فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا {61} فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا {62} قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَآأَنسَانِيهُ إِلاَّ الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا {63} قَالَ ذَلِكَ مَاكُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا {64}



Artinya:
60. “Dan (ingatlah peristiwa) ketika Musa berkata kepada temannya, Aku tidak akan berhenti berjalan sehingga aku sampai di tempat pertemuan dua laut itu atau aku berjalan terus bertahun-tahun.”
61. Maka sampailah mereka berdua ke tempat pertemuan dua laut itu, (tetapi) lupalah mereka akan hal ikan mereka, lalu ikan itu menggelusur menempuh jalannya di laut, yang merupakan lorong di bawah laut
62 Setelah mereka melampaui ( tempat itu ), berkatalah Musa kepada temannya,’ Bawalah makan tengah hari kita, sebenarnya kita telah dalam perjalanan kita ini.
63 Temannya berkata, ‘Tahukah apa yang telah terjadi ketika kita beristirahat di batu besar itu? Sebenarnya aku lupa terhadap ikan itu; dan tidaklah yang menyebabkan aku lupa menceritakan halnya kepadamu melainkan syetan; dan ikan itu telah meluncur menempuh jalannya ke laut dengan cara yang menakjubkan.’
64 Musa berkata,’Tempat itulah yang kita cari!’ Mereka pun berbalik ke sana dengan mengikuti jejak meraka sendiri.’

II INSTRUMEN
Dalam makna ayat diatas, Musa yang dalam kisah ini berperan sebagai murid berkata kepada khidir yang berperan sebagai guru. Media yang digunakan adalah bahasa lisan yang langsung diucapkan. Kalau zaman modern seperti sekarang alat komunikasi bisa dengan berbagai cara yaitu lewat surat, telegram, HP maupun alat canggih lainnya.
Adapun setting kisah tersebut adalah pesisir pantai dan sebuah perkampungan yang menjadi kisah ini semakin hidup dan penuh misteri.
III. APLIKASI
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses interaksi edukatif antara anak didik dengan pendidik. Salah satu indicator interaksi edukatif adalah apabila interaksi tersebut dilakukan secara terrencana, terkendali, ada sesuatu atau bahan yang akan disampaikan dan dapat dievaluasi dalam suatu sistem. Konsekuensi logisnya, ketika interaksi dilakukan tanpa empat poin diatas, ia tidak memenuhi karakteristik interaksi edukatif.
Interaksi edukatif adalah interaksi yang dengan sadar meletakan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang yang menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Semua unsure interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan, oleh karena itu interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru yang dalam kisah ini yang berperan sebagai gurunya Khidir dan anak didiknya yaitu Musa yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
Proses interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sebuah norma yang harus guru transper kepada anak didiknya, oleh karena itu wajarlah bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Interaksi edukatif sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima anak didik.
Ada tiga bentuk komunikasi antara guru dan murid dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan murid sebagai penerima aksi. Guru aktif dan murid pasif.
Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah guru berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya murid busa sebagai penerima aksi bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan murid akan terjadi dialog.
Dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah komunikasi tidak hanya antara guru dan murid. Murid dituntut lebih aktif daripada guru, seperti halnya guru dapat berfungsi sumber belajar bagi murid yang lain.
Pola interaksi antara Musa dan Khidir adalah pola komunikasi interaksi karena komunikasi diantara mereka terjadi dialog langsung menggunakan bahasa lisan.
Dari pemaparan diatas terlihat bahwa salah satu permasalahan penting dalam dunia pendidikan adalah komponen pendidik dan murid. Begitu pentingnya interaksi antara guru dan murid, allah memberikan gambaran akan hal tersebut bukan dalam bentuk dokrin ( larangan dan perintah langsung ), tetapi dalam bentuk kisah yang hidup. Salah satu kisah yang menggambarkan akan hal tersebut adalah surah al kahfi ayat 60-64.
B. PENJELASAN DAN PEMBAHASAN
QS. Al-Kahfi ayat 60-64 ini merupakan tafsir tarbawi karena :
Ayat-ayatnya berisi tentang pendidikan yaitu adanya interaksi antara guru ( Khidir ) dan murid ( Musa ) dalam proses pembelajaran yang menggunakan pola komunikasi dua arah.
Adanya interaksi belajar yang dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing yang dalam peranannya guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
Adanya pendidikan psikologi dari dialog tersebut yaitu khidir sebagai guru memberitahukan kepada Musa sebagai muridnya tentang kejadian yang ingin Musa ketahui. Hal ini menunjukan bahwa Khidir mempunyai rasa tanggung jawab untuk membimbing muridnya memperoleh pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya.Pada saat murid berbuat salah maka seorang guru harus mengingatkan muridnya secara bijaksana
Ayat tersebut secara lafadz adalah muhkam atau jelas namun secara makna ada yang mempunyai makna mutasyabih. Lafadz لِفَتَاهُ pada awalnya mengandung arti remaja . Namun kemudian diartikan sebagai pembantu yang dalam kontek saat ini bisa diartikan dengan asisten. Lafadz لآأَبْرَحُ mengandung arti Aku masih tetap berjalan. Kata ini menunjukan keteguhan dan kesungguhan Nabi musa untuk bertemu seorang guru. Lapadz نَصَبًا semakna dengan ta’ab ( lelah ) setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh. Lapadz مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ bermakna tempat bertemunya dua lautan. Berkaitan dengan ini terdapat dua pendapat : 1) yang dimaksud adalah pertemuan antara laut Persia dan laut Romawi ( tempat bertemunya antara samudera Indonesia dan laut Merah di Babil Mandib ). 2) bahwa yang dimaksud adalah tempat pertemuan antara laut Romawi dan Samudera Atlantik di Tanjah. Lapadz حُقُبًا secara generic berarti waktu, tahun atau zaman. Menurut Abdullah bin Umar, huqub itu setara dengan 80 tahun, sementara menurut Mujahid ia sama dengan 70 tahun. Lapadz سَرَبًا berasal dari kata sarb yang pada awalnya bermakna lubang ataunjurang yang sangat dalam bi bawah tanah. Lapadz عَجَبًا merujuk kepada sesuatu hal yang bersifat menakjubkan. Hal ini oleh beberapa ulama diartikan dengan keajaiban cara ikan meluncur ke laut dan keadaannya di sana yang sungguh mengherankan. Lapadz قَصَصًا bermakna jejak semula yang dalam hal ini Musa kembali berjalan menuju tempat semula dengan mengikuti rute perjalanan awal.
Menurut suatu riwayat Nabi Musa bersemangat untuk melakukan perjalanan menuntut ilmu adalah teguran dari Allah atas kesalahannya . Allah menegurnya seraya menginformasikan seorang hamba yang jauh lebih alim dari Musa dan ia ada di pertemuan dua laut. Jika dikaitkan dengan kontek pendidikan kenyataan ini boleh jadi merupakan teguran kepada para ilmuwan yang tidak pernah menengok pada komunitas yang lain sehingga ia merasa diri paling berilmu dalam komunitasnya.
Setelah Musa menyadari kesalahannya ia membulatkan menemui orang yang di maksud yaitu seorang guru . pada kisah ini yang bertindak sebagai guru adalah Khidir karena dia mempunyai keunggulan di banding Musa. Maka terjadilah interaksi belajar antara guru dan murid dalam proses pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar